Tumbuhan merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan kandungan berbagai jenis bahan aktif. Dikenal suatu kelompok bahan aktif yang disebut “produk metabolit sekunder” (secondary metabolic products), namun fungsinya bagi tumbuhan tersebut dalam proses metabolisme kurang jelas. Kelompok ini berperan penting dalam berinteraksi atau berkompetisi, termasuk melindungi diri dari gangguan pesaingnya. Produk metabolik sekunder ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif pestisida nabati.
Pada tahap awal pemanfaatan pestisida nabati dilakukan dengan mempertimbangkan fungsi dan sifat bahan tumbuhan yang dicoba, dan hal ini dapat dilaksanakan oleh siapa saja. Artinya eksplorasi yang demikian tidak harus berangkat dari keinginan yang berlandaskan pemikiran ilmiah, tetapi dapat langsung berdasarkan kebutuhan praktis. Sebetulnya penggunaan bahan tumbuhan sebagai pestisida nabati sudah lama dikenal oleh nenek moyang kita sebagai salah satu kearifan tradisonal yang sekarang hilang.
Pada saat ini kita perlu melihat kembali kearifan tradisional dalam bidang perlindungan tanaman. Usaha pengguanan bahan nabati dapat dimulai dari bahan-bahan tumbuhan yang kita kenal dengan baik, misalnya bahan tumbuh-tumbuhan yang kita kenal dengan baik, misalnya bahan-bahan ramuan tumbuhan obat (tanaman jamu tradisional), bahan tumbuhan yang diketahui mengandung racun (misalnya gadung, jenu, jarak pagar, dll), bahan tumbuhan berkemampuan spesifik (misalnya mengandung rasa gatal, pahit, bau spesifik, tidak disukai hewan/binatang), atau berdasarkan pengalaman diketahui mempunyai kemampuan khusus terhadap hama dan penyakit tanaman (biji sirkaya, mimba, tembakau, dll). Selanjutnya tingkat penggunaanya juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, demikian juga jenis tanaman yang hendak dilindungi. Usaha pengendalian dengan bahan-bahan nabati seperti ini aman terhadap lingkungan, karena bahan-bahan tersebut tidak bersifat asing bagi lingkungan dan cepat terurai menjadi bahan yang tidak berbahaya.
Alam sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman. Namun demikian bahan-bahan alami tersebut ada kelebihan dan kekurangannya, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan Pestisida Nabati: (a) Degradasi/penguraian yang cepat oleh matahari sehingga mudah terurai menjadi bahan yang tidak berbahaya. (b) Memiliki pengaruh yang cepat yaitu menurunkan nafsu makan serangga hama, walaupun jarang menyebabkan kematian. (c) Memiliki spektrum yang luas (racun lambung dan saraf) dan bersifat selektif. (d) Dapat diandalkan untuk mengendalikan OPT yang resisten terhadap pestisida kimia. (e) Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman f. Murah dan mudah dibuat oleh petani
2. Kekurangan Pestisida Nabati : (a) Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering. (b) Daya racunnya rendah (c) Produksinya belum bisa dilakukan dalam sekala besar karena keterbatasan bahan baku (d) Kurang praktis dan (e) Tidak tahan di simpan
Fungsi Pestisida Nabati dalam Pengendalian Hama adalah sebagai berikut: (1) Repelan, yaitu menolak/mengusir kehadiran serangga (misal dengan cara mengeluarkan bau yang menyengat/tidak disukai serangga). (2) Antifidan, mencegah serangga hama memakan bagian tanaman yang telah diberi pestisida nabati (memberikan rasa tidak enak pada tanaman bagi serangga hama). (3) Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa. (4) Membuat kemandulan pada serangga betina. (5) Racun saraf pada serangga. (6) Mengacaukan sistem hormon pada serangga. (7) Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dipakai pada perangkap serangga. (8) Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri.
0 komentar:
Posting Komentar