Pemupukan berimbang dapat diartikan sebagai pemupukan yang lengkap (Urea, TSP/SP-36, KCl ) dengan tetap memperhatikan kebutuhan unsur hara mikro. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, unsur hara mikro (terutama unsur hara mikro esensial) mempunyai peranan penting dalam metabolisme dan proses fisiologis tanaman yang ujungnya berpengaruh terhadap produksi tanaman. Konsep Pemupukan Berimbang dalam budidaya padi sawah harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :
~ Status hara tanah
~ Kebutuhan tanaman, dan
~ Target hasil
Dengan demikian, prinsip berimbang dalam pemupukan padi sawah adalah keseimbangan antara ketersediaan hara yang ada dalam media tumbuh (tanah sawah) dan kebutuhannya bagi tanaman padi. Idealnya status hara tanah diketahui melalui analisa laboratorium, namun untuk ini butuh biaya yang tidak murah. Pendekatan lain bisa dilakukan dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS). Ini pun cukup sulit karena keterbatasan alat PUTS dan pereaksinya. Hal yang mungkin bisa dilakukan oleh petani adalah dengan pendekatan Petak OMISI. Hal yang perlu diketahui berkaitan dengan ketersediaan hara dalam tanah adalah sumbernya. Bahwasanya ketersediaan unsur hara, baik makro maupun mikro yang ada dalam tanah bersumber dari :
1. Tanah, setiap jenis tanah memiliki kekhasan kandungan unsur hara.
2. Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman maupun kotoran hewan/binatang ternak.
Dalam praktek budidaya tanaman padi sawah, pemberian pupuk harus mempertimbangkan jenisnya, jumlah atau dosisnya serta waktu pemberian. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan efisien, maka petani (pelaku usaha tani) sebaiknya mengupayakan :
~ Menambahkan kotoran hewan/binatang ternak untuk meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah
~ Disarankan menggunakan Pupuk Pelengkap Cair (PPC) yang kandungan unsur mikronya lengkap
~ Mengukur status hara tanah menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)
~ Menggunakan Bagan Warna Daun (BWD) dalam pemberian Nitrogen (N)
Berikut ini contoh rekomendasi pemupukan padi sawah dengan beberapa asumsi sebagai berikut : ~ Hasil uji tanah sawah menggunakan PUTS, diketahui : o Status hara P (phospat) : sedang s/d rendah o Status hara K (Kalium) : rendah o Derajat keasaman : netral ~ Pengamatan Bagan Warna Daun (BWD) o Umur 21 – 28 hst : 3,5 (antara 3 dan 4) o Umur 35 – 40 hst : ≥ 4 ~ Target hasil yang akan dicapai : 8 ton GKG
Maka, kebutuhan hara : ~ Nitrogen (N) : 120 – 130 kg o Pemupukan I (0 – 14 hst) : 40 – 50 kg o Pemupukan II (21 – 28 hst) : 57 kg o Pemupukan III (35 – 40 hst) : 23 kg ~ Phosphat (P) : 50 – 60 kg ~ Kalium (K) : 30 – 40 kg
0 komentar:
Posting Komentar